Pemerintahan Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol dalam beberapa waktu terakhir melakukan perombakan anggota kabinetnya. Reshuffle terjadi akibat masalah terkait girlband Blackpink.
Kok bisa?
Ini terjadi karena pengunduran diri mendadak mantan Penasihat Keamanan Nasional Kim Sung Han, akhir Maret lalu. Hal tersebut karena konser Blackpink dalam kunjungan Presiden Yoon ke Washington, Amerika Serikat (AS) 26 April nanti.
Kim disebut tidak menyampaikan informasi tentang undangan Blackpink tersebut ke presiden. Padahal, ibu negara AS Jill Biden telah mengundang Blackpink dan Lady Gaga untuk tampil di makan malam kenegaraan.
Undangannya pun telah dikonfirmasi oleh agensi Blackpink, YG Entertainment pada akhir Maret lalu. Penampilan itu terkait 70 tahun hubungan AS dan Korsel.
Laporan TV Chosun mengklaim bahwa meski banyak pejabat pemerintah Korsel mengetahui undangan dari Biden, Presiden Yoon tidak pernah diberi tahu. Setidaknya ada enam laporan yang dihilangkan terkait dengan undangan dari luar negeri untuk Korsel pada bulan Maret saja.
Diketahui juga, ada lima telegram yang dikirimkan oleh AS ke Korsel terkait kabar rencana pertunjukan Blackpink tidak digubris. Yoon kemudian mengetahui masalah ini pada 9 Maret lalu.
Yoon diduga marah setelah mengetahui tentang undangan melalui jalur Kementerian Luar Negeri tersebut. Hal itu berakhir dengan pengunduran diri Kim.
Tak hanya Kim, Sekretaris Presiden untuk Protokoler Kim Il Bum dan Sekretaris Urusan Luar Negeri Istana Lee Moon Hee juga mengundurkan diri. Keduanya resign dalam jangka waktu sehari dan dua pekan setelah Kim.
Buntut masalah Blackpink, akhir pekan lalu, Yoon kemudian mereshuffle kabinetnya. Ia menunjuk Duta Besar (Dubes) Korsel untuk Rusia, Chang Ho Jin, menjadi wakil menteri luar negeri.
Posisi baru Chang menggantikan Cho Hyun Dong, yang kemudian ditunjuk menjadi Dubes Korsel untuk AS. Posisi Dubes Korsel di Washington sebelumnya diisi oleh Cho Tae Yong, yang kini menduduki posisi Penasihat Keamanan Nasional.
Chang sebelumnya sempat menjabat duta besar Korsel untuk Kamboja. Sementara Cho menjabat sebagai menteri di Kedubes Korsel di Washington.