THR Sudah Cair? Segera Borong Emas Antam Mumpung Diskon Jumbo

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)

– Harga emas Antam kembali turun pada perdagangan kedua pekan ini (11/4/23) merespon ambruknya harga emas global keluar zona psikologis $2.000. Di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, harga emas Antam ukuran 1-gram melemah sebesar Rp.3.000 menjadi Rp. 1.069.000 per batang.

Sementara, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam meningkat dan ditetapkan sebesar Rp 962 ribu per gram, turun Rp 2.000 dari perdagangan sebelumnya.

Harga emas Antam yang diperjual-belikan beragam dari segi ukurannya. Agar lebih jelasnya, simak data harga emas hari ini.

Pada penutupan perdagangan Senin (10/4/2023), emas ditutup di posisi US$ 1989,65 per troy ons. Harga sang logam mulia anjlok 0,91%.

Pelemahan ini memperpanjang tren negatif emas yang melemah sejak Kamis pekan lalu. Dalam dua hari perdagangan, emas jeblok 1,52%.

Pelemahan kemarin juga membuat emas terlempar dari level psikologis US$ 2.000 setelah bertahan di level tersebut selama tiga hari yakni 4-6 April 2023.

Emas dunia melemah karena meningkatnya kekhawatiran pasar mengenai kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

Kekhawatiran meningkat setelah data tenaga kerja AS ternyata belum turun sesuai harapan, dan tingkat pengangguran di AS justru turun pada Maret 2023.

Hal ini memicu kekhawatiran pasar bahwa data tenaga kerja AS masih panas dan inflasi belum turun secepat harapan The Fed. Pasar berekspektasi bahwa inflasi AS akan melandai pada Maret, tetapi ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed membuat harga emas semakin turun.

Menurut Daniel Pavilonis, analis RJO Futures, ekspektasi kenaikan suku bunga masih sangat besar dan itu membuat emas semakin jatuh.

Ekspektasi pasar kini menunjukkan 72% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada Mei mendatang. Bandingkan dengan pekan lalu di mana angkanya hanya 43%.

Meski demikian, analis Exinity, Han Tan, mengingatkan bahwa harga emas bisa saja kembali menguat jika data inflasi menunjukkan inflasi jauh lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar.

Pelaku pasar perlu memantau perkembangan data inflasi AS untuk mengantisipasi pergerakan harga emas kedepannya.

Sementara itu, dolar AS kembali perkasa karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed. Indeks dolar pada pagi hari ini bergerak di posisi 102,5 atau terkuat dalam lima hari perdagangan. Hal ini juga berdampak pada harga emas yang semakin melemah karena adanya penguatan dolar AS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*