Risiko Amerika “Bangkrut” Bikin Rupiah Ikut Merana

Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)

Rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Rabu (24/5/2023), menghentikan penguatan dua hari beruntun. Perhatian pelaku pasar tertuju pada perkembangan pembahasan pagu utang AS, dan Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) besok.

Melansir data Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 14.895/US$, melemah 0,13% di pasar spot.

Beberapa hari sebelum Amerika Serikat kehabisan uang, perundingan masih alot dan belum ada titip temu. Partai https://rtphuat138slot.online/ Republik bahkan mempertanyakan apakah benar pemerintah akan kehabisan uang pada 1 Juni mendatang seperti yang dikatakan Kementerian Keuangan AS.

“Kami ingin melihat transparansi kenapa mereka menyebut tanggal itu,” kata Steve Scalise, anggota DPR dari Partai Republik, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (23/5/2023).

1 Juni kurang lebih satu pekan lagi, dan pelaku pasar dunia menaruh perhatian penuh pagu utang AS, karena jika tidak dinaikkan maka akan terjadi gagal bayar (default) alias “bangkrut”, dan bisa memicu gejolak di pasar finansial.

Selain itu gagal bayar dikhawatirkan akan memicu gangguan ekonomi besar-besaran di AS dan kemungkinan besar di seluruh dunia.Penyebabnya adalah borrowing cost atau biaya pembiayaan serta suku bunga pinjaman akan meningkat cukup tajam. Ini dapat berimplikasi pada perbankan global, termasuk Indonesia.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai ada imbas positif dan negatif. Buntut bila AS gagal bayar utang adalah masyarakat atau investor akan mencari aset-aset yang lebih aman. Alhasil bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) harus kembali meningkatkan suku bunga acuan.

Dia menyebut, dalam situasi ini, kemungkinan suku bunga AS akan naik 50-75 basis poin (bps).”Dan itu implikasinya cukup serius juga, ya. Bayangkan kalau misalnya suku bunga di Indonesia naik sampai 75 basis poin lagi. Sementara dua tahun terakhir sudah terjadi kenaikan suku bunga yang cukup agresif. Nah, itu imbasnya nanti ya, siapa yang akan minjem uang di perbankan kalau bunganya terlalu tinggi?” ujar Bhima saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (23/5/2023).

Sementara itu dari dalam negeri, BI diproyeksi akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% besok. Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga.

Meski demikian, pelaku pasar tentunya menanti update terkait kondisi ekonomi luar dan dalam negeri menurut pandangan BI, serta proyeksi suku bunga ke depannya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*